Kiat-Kiat menjadi Suami Idaman




Hubungan suami istri tidak lepas dari berbagai dinamika yang dihadapi. Oleh karena itu bagi yang belum memiliki pasangan atau sudah memiliki pasangan perlu memahami apa kiat-kiat menjadi Suami idaman.  Terdapat lima kiat menjadi suami idaman.

Pertama,mempergauli Istri dengan baik. Dalam melakukan hubungan suami istri tidak hanya satu pihak yang merasakan kenikmatan tetapi bagaimana antara keduanya saling memberikan kebaikan. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah al-Nisa[4]: 19:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرً

Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa. Janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maksud dari pergaulilah istri dengan baik merujuk kepada perkataan, amalan dan tingkah laku yang dalam berbagai aspek. 

Kedua, Memberikan nafkah material. Lelaki memiliki tanggung  jawab dalam memenuhi kebutuhan materi keluarga, khususnya Istri. Oleh karena itu, lelaki berupaya mencari rizki yang halal untuk memenuhi berbagai kebutuhan . Hal ini ditegaskan dalam surah al-Baqarah[2]: 233

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

 "Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara maruf." 

Selain itu, pada surah al-Talaq[65]:7 :

 لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya." 

Bahkan Rasulullah shallallohu laihi wasallam menjelaskan bahwa diantara hak-hak wanita ialah memberi nafkah dan pakaian yang baik(ma’ruf). (HR. Muslim no. 1218).

Penggunaan kata ma’ruf menunjukkan makna bagiamana seseorang memperhatikan kebiasaan masyarakat tanpa berlebihan dann juga pelit. Sehingga adanya upaya memberikan sesuai kemampuan dan berskipa pertengahan. 

Ketiga, Mengajak bersama-sama mendekatkan diri Kepada Allah.  Tentu ini sebagai tanggung jawab seorang suami untuk bersama-sama meperbaiki dirinya dan istrinya untuk selalu dalam ketaatan dan kebaikan. Sebagaimana Allah Swt berfirman pada surah al-Tahrim[66]:6 : 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka"

Terdapat beberapa penasfiran berkaitan memelihara diri dan keluarga termasuk didalamnya adalah istri dan anak. Ali bin Abi Thalib menafsirkan , "Ajarilah adab dan agama kepada mereka.". Sedangkan Ibnu Abbas berkata "Lakukanlah ketaatan kepada Allah dan hati-hatilah dengan maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk mengingat Allah (berzikir), niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari api neraka."

Keempat, meluangkan waktu untuk mengobrol , bercanda atau melakukan aktivitas bersama. Untuk selalu menjaga keharmonisan antara suami istri. Selalu ada waktu untuk mengobrol berbagai hal.  Inipun dicontohkan nabi, sebagaimana Aisyah menceritan bahwa ketika bersama Nabi dalam bepergian. Aisyah lantas lomba lari bersama nabi. Ketika lomba pertama nabi kalah, dan ketika lomba keduanya nabi menang. Maka nabi mengungkapkan , ‘Ini balasan untuk kekalahanku dahulu’. (HR. Abu Daud no. 2578).

Kelima, selalu Melihat sisi positif istri Anda. Terkadang sebelum menikah  nampak terlihat semua sangat baik dari laki-laki ataupun perempuannya. Namun , ketika menikah hal-hal yang tidak terlihat akan nampak dan tidak jarang menimbulkan perselisihan. Oleh karenanya, nabi memberikan nasehat : "Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika sang suami tidak menyukai suatu akhlak pada sang istri, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai." (HR. Muslim, no. 1469).

Ketika ada hal yang dianggap jelek diantara pasangannya, maka saling nashatilah satu sama lain dengan cara yang paling baik.  Sebagiamana nabi bersabda :“Dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya, niscaya akan patah, jika kamu membiarkannya, niscaya tetap bengkok, maka berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan." (HR. Muslim, no.3720).




Posting Komentar

0 Komentar